Kementerian Agama Siapkan Delapan Inovasi Haji



Umroh Murah Di JAKARTA hanya di Madinah Indah Wisata

Pelaksanaan ziarah 2018 masih berlangsung. Namun demikian Kementerian Agama (Agama) telah menyiapkan delapan inovasi untuk ziarah 2019 untuk pelaksanaan haji tahun depan.

Setelah melewati fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) pekan lalu, kini para peziarah gelombang I mulai terbang kembali ke Indonesia sejak Senin (27/8). Gelombang kedua siap didorong ke Madinah mulai hari ini. Meskipun pelaksanaan ibadah haji belum selesai, Kementerian Agama bersiap untuk inovasi agar layanan tahun depan ke jamaah bisa lebih baik.

"Inovasi pertama, jalur cepat (fast track) imigrasi akan diterapkan untuk semua jamaah di 13 embarkasi," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat pertemuan keluar saat mengevaluasi operasi Haji 2018 di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (8 / 29) malam. Mengenai hal ini, pembentukan kelompok peziarah akan dilakukan sejak awal.

"Konfigurasi manifes di pesawat telah diatur berdasarkan tim dan kelompok, tidak diserahkan ke daerah itu," katanya. Berdasarkan evaluasi tahun ini, kebijakan pengaturan dari awal dilakukan agar peziarah tidak terpecah ketika memasuki jalur cepat imigrasi. "Kedua, sistem sewa hotel di Madinah semua akan menggunakan musim penuh," kata Menteri Agama.

Langkah ini diharapkan dapat mengatur dan memastikan penempatan para peziarah dari awal. "Kami mulai mencoba meminimalkan ketergantungan dengan Majmuah," tambah mantan Wakil Ketua MPR. Ketiga, terkait dengan fase Armina dimana tahun ini jumlah tenda sangat terbatas, bahkan ada Kelompok Bimbingan Haji (KBIH) yang mengklaim kepemilikan tenda.

"Dibutuhkan kejelasan dan ketegasan sikap para perwira dan di masa depan, tenda harus memiliki angka, jadi tidak ada lagi klaim," lanjutnya. Keempat, yang tidak kalah penting menurut Menteri Agama adalah revitalisasi Satuan Tugas Operasional Armina. "Tahun depan, kami akan menggunakan pemetaan yang jelas, kualifikasi, komposisi, dan jumlah petugas di setiap pos," katanya.

Kelima, Menteri Agama menganggap bahwa peziarah membutuhkan bimbingan yang pada dasarnya memfasilitasi peziarahan. "Haji harus difasilitasi, tidak rumit," kata Menteri Agama, seraya menambahkan bahwa haji bisa menggunakan pendapat yang paling mudah selama ada yayasan.

"Keenam, mengintensifkan sistem laporan haji yang terintegrasi, pelaporan secara manual harus segera ditinggalkan," katanya. Menteri Agama meminta agar sistem pelaporan dengan aplikasi segera dibangun. "Sistem informasi harus terintegrasi dengan kelompok dan non-pemilih," tambahnya.

Ketujuh, penataan kantor area kerja (daker). "Kantor daker harus segera dioptimalkan dengan sistem layanan terpadu sehingga setiap orang dapat dilayani dengan baik," kata Menteri mengingatkan. Terakhir, kedelapan, Menteri Agama meminta agar sektor kesehatan dipertimbangkan mulai dari hulu.

"Saya ingin catatan kesehatan peziarah diintegrasikan dengan sistem aplikasi terintegrasi, serta pemantauan kesehatan para peziarah dari awal," kata Menteri Agama.

Indeks Kepuasan Haji

Hasil indeks kepuasan haji dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) selama tiga tahun terakhir meningkat dari 82,67% (2015) menjadi 83,83% (2016) dan 84,85% (2017). "Pencapaian melalui kerja keras dan perencanaan yang matang. Ada profesionalisme dan integritas yang dijaga sangat disiplin di belakangnya," kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis.

Jika kinerja menurun, begitu juga yang diambil dalam survei BPS. Itu terjadi pada 2012. Setelah indeks naik dari 81,45% (2010) menjadi 83,31% (2011), kemudian anjlok ke level 81,32% (2012). Tamparan pada indeks kepuasan lagi terjadi pada tahun 2014, yang jatuh dari 82,69 (2013) menjadi 81,52% (2014).

Tahun ini BPS menyebarkan kuesioner kepada 14.400 sampel peziarah, baik reguler maupun khusus. "Bekerja untuk melayani jamaah tidak mudah. ​​Anda tidak hanya harus profesional dalam melayani jamaah, sampai mereka puas, tetapi juga harus kuat dalam menjaga integritas," katanya.

Sri Ilham menambahkan bahwa ada peningkatan dalam operasi standar layanan haji dari Kerajaan Arab Saudi selama musim Haji tahun ini. "Apa yang kami rasakan tahun ini adalah perubahan. Mereka sangat responsif terhadap permintaan kami dan sering memberikan kemudahan dan bantuan di lapangan," jelasnya.

Kerja sama yang baik juga ditunjukkan oleh manajemen Haji Saudi sepanjang puncak ziarah di fase Armina di mana bus yang digunakan untuk mengangkut jamaah dalam kondisi baik. "Alhamdulillah, hingga hari ini pelayanan para peziarah di Madinah, Makkah dan Armina berjalan lancar. Meskipun ada kendala yang harus diselesaikan berkat koordinasi antara Indonesia dan Arab Saudi.

Komentar

Postingan Populer